Tuesday, March 29, 2005

Lakukan Selagi Ada Waktu

Lakukan Selagi Ada Waktu

Semuanya itu disadari John pada saat dia termenung
seorang diri, menatap kosong keluar jendela rumahnya.
Dengan susah payah ia mencoba untuk memikirkan
mengenai pekerjaannya yang menumpuk. Semuanya sia-sia
belaka.

Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan anaknya
Magy di suatu sore sekitar 3 minggu yang lalu. Malam
itu, 3 minggu yang lalu John membawa pekerjaannya
pulang. Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi
dengan para pemegang saham. Pada saat John memeriksa
pekerjaannya, Magy putrinya yang baru berusia 2 tahun
dating menghampiri, sambil membawa buku ceritanya yang
masih baru. Buku baru bersampul hijau dengan gambar
peri. Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa lihat!"

John menengok kearahnya dan berkata, "Wah, buku baru
ya?" "Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Bacain dong!"

"Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh",
kata John dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya
pada tumpukan kertas di depan hidungnya. Magy hanya
berdiri terpaku disamping John sambil memperhatikan.
Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit
dibuat-buat mulai merayu kembali "Tapi mama bilang
Papa akan membacakannya untuk Magy".

Dengan perasaan agak kesal John menjawab: "Magy
dengar, Papa sangat sibuk. Minta saja Mama untuk
membacakannya".

"Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa" katanya sendu.

"Lihat Papa, gambarnya bagus dan lucu."

"Lain kali Magy, sana! Papa sedang banyak kerjaan."

John berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi.
Waktu berlalu, Magy masih berdiri kaku disebelah
Ayahnya sambil memegang erat bukunya. Lama sekali John
mengacuhkan anaknya.

Tiba-tiba Magy mulai lagi "Tapi Papa, gambarnya bagus
sekali dan ceritanya pasti bagus! Papa pasti akan
suka".

"Magy, sekali lagi Ayah bilang: Lain kali!" dengan
agak keras John membentak anaknya.

Hampir menangis Magy mulai menjauh, "Iya deh, lain
kali ya Papa, lain kali".

Tapi Magy kemudian mendekati Ayahnya sambil menyentuh
lembut tangannya, menaruh bukunya dipangkuan sang Ayah
sambi berkata "Kapan saja Papa ada waktu ya, Papa
tidak usah baca untuk Magy, baca saja untuk Papa. Tapi
kalau Papa bisa, bacanya yang keras ya, supaya Magy
juga bias ikut dengar". John hanya diam.

Kejadian 3 minggu yang lalu itulah sekarang yang ada
dalam pikiran John. John teringat akan Magy yang
dengan penuh pengertian mengalah. Magy yang baru
berusia 4 tahun meletakkan tangannya yang mungil di
atas tangannya yang kasar mengatakan: "Tapi kalau bisa
bacanya yang keras ya Pa, supaya Magy bisa ikut
dengar". Dan karena itulah John mulai membuka buku
cerita yang diambilnya, dari tumpukan mainan Magy di
pojok ruangan.

Bukunya sudah tidak terlalu baru, sampulnya sudah
mulai usang dan koyak.

John mulai membuka halaman pertama dan dengan suara
parau mulai membacanya. John sudah melupakan
pekerjaannya yang dulunya amat sangat penting. Ia
bahkan lupa akan kemarahan dan kebenciannya terhadap
pemuda mabuk yang dengan kencangnya menghantam tubuh
putrinya di jalan depan rumah. John terus membaca
halaman demi halaman sekeras mungkin, cukup keras bagi
Magy untuk dapat mendengar dari tempat
peristirahatannya yang terakhir. Mungkin...

"Lakukan sesuatu untuk seseorang yang anda kasihi
sebelum terlambat, karena sesal kemudian tidak akan
ada gunanya lagi.... Lakukan sesuatu yang manis untuk
orang-orang yang kamu kasihi dengan waktu yang anda punya......."

No comments: